Jumat, 27 November 2009

Wisata Pendidikan

TAMAN PINTAR YOGYAKARTA

TAMAN PINTAR YOGYAKARTA

Taman Pintar merupakan alternatif tempat yang bisa dikunjungi sebagai tempat wisata rekreasi maupun edukasi dalam satu lokasi. Taman yang berada di pusat kota, di kawasan Benteng Vredeburg. Taman Pintar memiliki arena bermain sekaligus sarana edukasi yang terbagi dalam beberapa zona. Akses langsung dengan pusat buku eks Shopping Centre juga menambah nilai lebih Taman Pintar. Beberapa tahun ini Taman Pintar menjadi alternatif tempat berwisata bagi masyarakat Yogyakarta maupun luar kota.

Lokasi : Jl. P. Senopati Yogyakarta



MUSEUM BAHARI YOGYAKARTA

MUSEUM BAHARI YOGYAKARTA

Museum Bahari Yogyakarta adalah satu lagi bangunan museum akan dibuka di Jogja. Berbeda dengan museum-museum lain di Jogja yang banyak bersentuhan dengan budaya. Museum ini berada di Jalan Wates, tepatnya di Perempatan Wirobrajan ke barat di sisi Selatan jalan. Museum yang resmi dibuka 25 April 2009 ini didirikan atas prakarsa Paguyuban Tri Sekar Lastari. Paguyuban ini merupakan yayasan yang dibina langsung oleh Kepala Staf Umum Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut, Laksamana Madya Yosafat Didik Heru Purnomo. “Pak Didik kebetulan lahir dan besar di daerah ini (Wirobajan,-Red). Beliau menghibahkan tanah beserta bangunan miliknya untuk menaruh koleksi perlengkapan Angkatan Laut untuk kepentingan museum ini,” terang Anto Susilo, staf administrasi umum Museum Bahari Yogyakarta.

Di Museum yang dibangun dengan arsitektur mirip kapal perang ini terdapat beberapa koleksi peralatan tempur TNI AL, mulai dari brevet (tanda kepangkatan), senjata kendali, radar, ranjau laut berbagai ukuran, navigasi kapal, replika kapal perang, torpedo Rusia sepanjang 10 meter, hingga cinderamata Angkatan Laut dari berbagai negara. Koleksi museum ini berasal dari beberapa kota di Indonesia, seperti Surabaya dan Makassar. Sebagian besar merupakan koleksi Pak Didik sendiri yang jumlahnya mencapai 300-an, tutur Anto.

Bagi yang tertarik berkunjung, museum ini buka setiap hari pukul 08.00-16.00



KEBUN PLASMA NUTFAH PISANG

KEBUN PLASMA NUTFAH PISANG

Merupakan salah satu obyek wisata pendidikan yang menyajikan berbagai varietas tanaman pisang yang terdapat di seluruh indonesia maupun manca negara. menenmpati areal seluas 2,5 ha dan berlokasi di bagian selatan Kota Yogyakarta tepatnya di desa Matangan, Umbulharjo, sekitar 8 km dari pusat Kota Yogyakarta. Selain budidaya tanaman pisang terdapat juga laboratorium proses produksi sehingga sangat cocok untuk wisata pendidikan dan penelitian bagi murid-murid sekolah. intuk informasi dapat menghubungu (0274) 3020299.



MUSIUM BATIK DAN SULAMAN

MUSIUM BATIK DAN SULAMAN

Terletak di jalan Dr. Sutomo 13 Yogyakarta. Berdiri pada tanggal 25 mei 1977 dan menempati areal seluas 4010 m2. Koleksi yang dimiliki berupa beraneka ragam kain batik berupa kain panjang, sarung, selendang, tokwi/taplak dan sebagainya dengan motif gaya yogyakarta, surakarta, madura dan tempat-tempat lain di Indonesia. Koleksi lainnya berupa peralatan membatik mualai dari canthing, cap beraneka motif, bahan pewarna dan paraffin(malam). Koleksi batik tertua dibuat pada tahun 1780.. Pengelola museum juga dapat memberikan fasilitas pelatihan (workshop) membatik bagi pengunjung yang mengiginkan.

Sejak pertama kali didirikan, museum ini ingin berusaha melestarikan salah satu seni budaya dalam hal pengelolaan tradisi berpakaian. Selain itu Museum Batik Yogyakarta ingin memberikan gambaran kepada generasi saat ini dan yang akan datang tentang seni budaya bernilai tinggi yang dimiliki bangsa Indonesia, khususnya dalam hal seni budaya batik.

Beberapa koleksinya adalah Kain Panjang Soga Jawa (1950-1960), Kain Panjang Soga Ergan Lama (th tidak tercatat). Sarung Isen-isen Antik (1880-1890), Sarung Isen-isen Antik (kelengan) (1880-1890) dan Sarung Panjang Soga Jawa (1920-1930). Ada yang unik, semua koleksi yang ada dalam museum ini merupakan koleksi yang dimiliki oleh keluarga pendiri Museum Batik Yogyakarta. Walau museum ini memang hampir seluruh koleksinya di dominasi oleh koleksi batik, namun ternyata Museum Batik Yogyakarta juga menyimpan koleksi lain yang tak kalah menarik. Koleksi lain itu adalah sulaman. Biasanya sulaman itu bergambar pahlawan nasional serta pahlawan internasional. Karya sulam acak buah karya ibu dewi nugroho yang berjumlah sekitar 1236 buah

Di Museum Batik Yogyakarta, ada penawaran menarik lainnya bagi pengunjung. Mereka yang ingin belajar membatik bisa mewujudkan keinginannya itu. Pihak museum menyediakan jasa untuk kursus membatik. Jadwal kursus bisa disesuaikan oleh keinginan pengunjung, asal menurut jam kerja dari museum ini. Selain itu, bagi pengunjung yang ingin tertarik untuk memiliki beberapa koleksi yang ada di museum ini. Disediakan pula beberapa koleksi yang siap dibawa pulang.


Setiap harinya, museum ini buka dari hari Senin sampai dengan Sabtu, mulai dari pukul 09.00 - 12.00 WIB dan pukul 13.00 - 15.00 WIB. Sedangkan hari Minggu dan hari besar lainnya, Museum Batik Yogyakarta ikut libur.

Informasi hubungi 0274 562338




MUSEUM BETENG VREDEBURG

MUSEUM BETENG VREDEBURG

Museum yang dahulu merupakan maskas pertahanan Belanda ini dibangun pada tahun 1760 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I atas permintaan Belanda. Tahun 1788 dipugar dan diberi nama Rustenberg yang berarti benteng peristirahatan. Pada tahun 1867 beteng direnovasi kembali akibat gempa bumi dan namanya diubah menjadi Vredeburg yang berarti Benteng perdamaian.

Bangunan yang teletak di jalan Ahmad Yani no 6 yogyakarta ini resmi menjadi museum pada tahun 1992 dengan nama Museum Beteng Yogyakarta. Museum khusus sejarah perjuangan bangsa ini banyak memiliki koleksi baik berupa bengunan kuno (parit, tembok keliling, jembatan, pintu gerbang, bangsal), koleksi rumahtangga, senjata, naskah, pakaian, peralatan dapur, foto lukisan, diorama(sejumlah 55 buah dalam 4 ruang)dan lain-lain. Fasilitas laina yang dapat dimanfaatkan oleh pengunjung dan masyarakat luas seperti : perpustakaan, penginapan, ruang pertemuan dan seminar, ruang pameran(indoor dan out door) temapt parker, mushola dan toilet.

Informasi 0274 586934



ISTANA KEPRESIDENAN GEDUNG AGUNG

ISTANA KEPRESIDENAN GEDUNG AGUNG

Istana Yogyakarta yang dikenal dengan nama Gedung Agung terletak di pusat keramaian kota, tepatnya di ujung selatan Jalan Ahmad Yani dahulu dikenal Jalan Malioboro, jantung ibu kota Daerah Istimewa Yogyakarta. Kawasan istana terletak di Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta, dan berada pada ketinggian 120 m dari permukaan laut. Kompleks istana ini menempati lahan seluas 43.585 m².

Gedung utama kompleks istana ini mulai dibangun pada Mei 1824 yang diprakarsai oleh Anthony Hendriks Smissaerat, Residen Yogyakarta ke-18 (1823-1825) yang menghendaki adanya "istana" yang berwibawa bagi residen-residen Belanda sedangkan arsiteknya adalah A. Payen. Karena adanya Perang Diponegoro atau Perang Jawa (1825-1830) pembangunan gedung itu tertunda. Pembangunan tersebut diteruskan setelah perang tersebut berakhir yang selesai pada 1832. Pada 10 Juni 1867, kediaman resmi residen Belanda itu ambruk karena gempa bumi. Bangunan baru pun didirikan dan selesai pada 1869. Bangunan inilah yang menjadi gedung utama komplek Istana Kepresidenan Yogyakarta yang sekarang disebut juga Gedung Negara. Pada 19 Desember 1927, status administratif wilayah Yogyakarta sebagai karesidenan ditingkatkan menjadi provinsi di mana Gubernur menjadi penguasa tertinggi. Dengan demikian gedung utama menjadi kediaman para gubernur Belanda di Yogyakarta sampai masuknya Jepang. Pada 6 Januari 1946, "Kota Gudeg" ini mernjadi ibu kota baru Republik Indonesia yang masih muda dan istana itu berubah menjadi Istana Kepresidenan, tempat tinggal Presiden Soekarno beserta keluarganya, sedangkan Wakil Presiden Mohammad Hatta tinggal di gedung yang sekarang ditempati Korem 072/Pamungkas. Sejak itu Istana Kepresidenan Yogyakarta menjadi saksi peristiwa penting diantaranya pelantikan Jenderal Sudirman sebagai Panglima Besar TNI pada 3 Juni 1947 dan sebagai pucuk pimpinan angkatan perang Republik Indonesia pada 3 Juli 1947. Pada 19 Desember 1948, Yogyakarta diserang oleh tentara Belanda dibawah pimpinan Jenderal Spoor, Presiden, Wakil Presiden dan para pembesar lainnya diasingkan ke luar Jawa dan baru kembali ke Istana Yogyakarta pada 6 Juli 1949. Sejak 28 Desember 1949, yaitu dengan berpindahnya Presiden ke Jakarta, istana ini tidak lagi menjadi tempat tinggal sehari-hari Presiden. Istana Yogyakarta atau Gedung Agung, sama halnya dengan istana Kepresidenan lainnya yaitu sebagai kantor dan kediaman resmi Presiden Republik Indonesia. Selain itu juga sebagai tempat menerima atau menginap tamu-tamu negara. Sejak 17 Agustus 1991, istana ini digunakan sebagai tempat memperingati Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan untuk Daerah Istimewa Yogyakarta dan penyelenggaraan Parade Senja setiap tanggal 17 yang dimulai 17 April 1988.

Kompleks bangunan

Istana Yogyakarta terdiri atas enam bangunan utama yaitu Gedung Agung (gedung utama), Wisma Negara, Wisma Indraphrasta, Wisma Sawojajar, Wisma Bumiretawu dan Wisma Saptapratala. Gedung utama yang selesai dibangun pada 1869 sampai sekarang bentuknya tidak mengalami perubahan. Ruangan utama yang disebut dengan Ruang Garuda berfungsi sebagai ruangan resmi untuk menyambut tamu negara atau tamu agung yang lain. Selain wisma-wisma tersebut sejak 20 September 1995 komplek Seni Sono seluas 5.600 meter persegi, yang terletak di sebelah selatan, yang semula milik Departemen Penerangan, menjadi bagian Istana Kepresidenan ini.

Pintu masuk Gedung Agung dengan patung batunya

Di depan gedung utama, di halaman istana, ada sebuah monumen batu andesit setinggi 3,5 meter yang disebut Dagoba, yang berasal dari Desa Cupuwulatu, di dekat Candi Prambanan.

Saat ini Gedung Agung dapat dikunjungi wisatawan melalui Prosedur administrasi di Sekretariat Negara RI.




MUSEUM PERJUANGAN

MUSEUM PERJUANGAN

Museum ini didirikan dengan tujuan untuk mengenang perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan Penjajahan Belanda. Terletak di JL. Kol Sugiono 24 Yogyakarta dan diresmikan pada tahun 1961. bangunan museum sangat unik bernetuk Ronde Temple yang merypakan perpaduan arsitektur gaya romawi kuno dan timur. Yang secara simbolis mencerminkan tanggal kemerdekaan Bangsa Indonesia 17 agustus 1945. Museum ini mengoleksi benda-benda sejarah perjuangan, seperti: relief, patung, foto dan mejakursi. Jumalh koleksi sekitar 200 buah tentang sejarah perjuangan bangsa indonesia dari tahun 1908-1949

MUSEUM SANDI

Museum Sandi merupakan museum khusus yang menampilkan berbagai jenis koleksi persandian bersejarah, yang berlokasi di dalam bangunan Museum Perjuangan Yogyakarta. Secara fisik, bangunan Museum Perjuangan berbentuk bulat, dengan garis tengah 30 m dan tinggi bangunan 17 m yang terdiri dari dua lantai. Koleksi Museum Sandi menempati areal lantai dasar bangunan, sedangkan lantai teratas bangunan untuk koleksi Museum Perjuangan Yogyakarta. Pada tampak luar, terdapat Sengkalan pada bangunan Museum Perjuangan yang berbunyi “Anggatra Pirantining Kusuma Negara”.

KOLEKSI MUSEUM SANDI
Koleksi Museum
Sandi menampilkan alur cerita persandian yang terbagi menjadi 4 (empat) segmen yaitu:

  1. Sejarah kegiatan persandian, dalam lingkup sejarah Indonesia dan dunia, termasuk pada masa merebut dan mempertahankan Kemerdekaan RI.

  2. Sejarah perkembangan ilmu persandian, dibagi menjadi 2 (dua) yaitu sistem kriptografi klasik, seperti Caesar Cipher, Alberti Disc, Cardan Grille, Vigenere dan lainnya dan sistem kriptografi modern, seperti algoritma DES, Pertukaran Kunci Diffie Hillman, RSA dan Rijndael (AES).

  3. Sejarah peralatan sandi, meliputi peralatan-peralatan sandi karya mandiri (Indonesia) dan luar negeri yang pernah digunakan dalam sejarah kegiatan persandian.

  4. Permainan kripto (cryptogame), yang akan menampilkan permainan menarik seputar sandi menyandi melalui teknologi audio visual.

Berbagai koleksi yang dipamerkan tersebut terdiri dari :

  1. Barang asli atau replika berupa mesin/peralatan sandi, meubeler, tag, sepeda, patung/manekin, etalase (barang keseharian pelaku sejarah sandi), slide sistem dan system-sistem sandi lainnya dan sebagainya.

  2. Dokumen berupa buku kode, lembaran kertas dan sebagainya.

  3. Gambar-gambar berupa foto, peta (napak tilas sandi), lukisan (kegiatan sandi di perundingan) dan sebagainya.

  4. Diorama berupa suasana di pedukuhan dukuh, kegiatan kurir sandi dan lainnya.

  5. Teknologi Multimedia (TouchScreen)

    FASILITAS MUSEUM SANDI

    Museum Sandi menyediakan berbagai fasilitas, antara lain :

  1. Pusat Informasi, di ruang ini pengunjung mendapat informasi (gambaran) awal tentang apa yang dapat dilihat dan lakukan di museum. Informasi yang tersedia antara lain alur cerita persandian, tayangan multimedia tentang museum, dan denah museum.
  2. Ruang Pameran, merupakan ruangan yang disusun berurutan mengikuti pola alur pengisahan yang telah ditentukan. Ruang pamer ini merupakan bagian utama dan penting dari Museum Sandi. Ruang pamer ini dibagi menjadi beberapa counter yang dilengkapi fasilitas pameran yang bentuk, jenis dan materinya disesuaikan dengan tema cerita yang disajikan. Ruang pamer ini menyajikan tampilan yang relatif permanen.
  3. Ruang/Counter Multimedia, untuk menayangkan film atau animasi yang berkaitan dengan kegiatan sandi atau ilmu sandi. Pada ruang ini juga disediakan suatu sarana permainan yaitu cryptogame bagi pengunjung.
  4. Ruang Penyimpanan dan Perawatan Koleksi, yaitu ruang untuk menyimpan koleksi museum yang tidak di pamerkan dan sekaligus juga sebagai tempat untuk melakukan perawatan koleksi. Ruang ini didesain untuk kemudahan penyimpanan maupun pencarian koleksi dengan fasilitas rak-rak penyimpanan yang sistematis dan hemat ruang.
  5. Ruang Pengelola/Administrasi Museum, dibutuhkan sebagai sarana penunjang penyelenggaraan museum

Museum Perjuangan Brontokusuman
Jl. Kolonel Sugiyono, No 24
Yogyakarta

Buka setiap hari Senin s/d Jum’at pukul 09.00 - 15.00
(Hari Sabtu dan Minggu libur)



MUSEUM SONOBUDOYO

MUSEUM SONOBUDOYO

Museum Sono Budoyo terletak di Jl. trikota no 6 alaun-alun uatara Yogyakarta. Diresmikan tanggal 6 nopember 19 oleh Sultan Hamengku Buwono VII. Peresmiannya ditandai dengan Candrasengkala “Kayu Winayang Ing Brahma Buddha”. Koleksi museum berjumlah kurang lebih 43.263 buah.

Sampai saat ini Museum Sonobudoyo memiliki 42.698 buah koleksi yang dibagi menjadi 10 kategori, yaitu: koleksi geologi, biologi, etnografi, arkeologika, historika, numismatika, filologika, keramologi, seni rupa, dan teknologika.


Benda-benda koleksi Museum Sonobudoyo itu ada yang dipamerkan di luar dan di dalam gedung. Koleksi yang dipamerkan di luar gedung museum umumnya terbuat dari batu yang relatif tahan terhadap cuaca, yang terdiri dari berbagai macam patung dari zaman kerajaan Hindu dan Buddha di Jawa Tengah dan Jawa Timur, benda-benda kelengkapan upacara, serta bagian dan hiasan candi.

Sedangkan, benda-benda yang dipamerkan di dalam museum adalah benda-benda yang peka terhadap pengaruh cuaca, kotoran, cahaya dan bahkan serangga. Benda-benda itu umumnya dimasukkan ke dalam vitirin, guna melindunginya dari proses kerusakan. Benda-benda yang dipamerkan di dalam museum diantaranya adalah: (1) berbagai macam hasil karya seni yang terbuat dari kayu dan bambu, seperti topeng Jawa dan Bali, wayang golek, puluhan model perahu serta tandu (jempono) yang diantaranya adalah tandu lawak dari zaman Sultan Hamengku Buwono I, tandu Kyai Kudus, Kyai Purbonegoro, dan Kyai Wegono Putro; (2) berbagai macam jenis batik beserta peralatan pembuatnya; dan (3) benda-benda yang terbuat dari perunggu, emas, perak dan besi seperti, patung kuwera, genta dari Kalasan, lampu gantung berbentuk kenari serta seperangkat gamela Jawa dan Cirebon serta senjata (mandau, rencong dan keris). Sebagai catatan, Museum Sonobudoyo menyimpan sekitar 1200-an koleksi keris yang sebagian besar merupakan sumbangan dari Java Institut dan sebuah wesi buddha, yang merupakan bahan baku pembuat keris yang digunakan sekitar tahun 700 Masehi.


Sebagai catatan pula, selain sebagai tempat untuk memamerkan benda-benda sejarah dan purbakala, Museum Negeri Sonobudoyo juga dilengkapi dengan dengan auditorium, laboratorium, preparasi, kantor dan perpustakaan dengan puluhan ribu judul buku, khususnya terbitan sebelum Perang Dunia II dalam berbagai bahasa. Di samping itu dapat pula dijumpai manuskrip (naskah tulisan tangan) berhuruf Jawa dan Arab.

Fasilitas pendukung anatara lain perpustakaan, gedung pertemuan, pergelaran wayang kulit durasi singkat setiap malam, tempat parkir kendaraan dan toilet.

Informasi hubungi 0274 385664

Museum Sonobudoyo unit II

Diresmikan pada tanggal 28 oktober 1998 yang merupakan perluasan ruang pamer Museum Sonobudoyo Yogyakarta. Terletak di jalan wijilan dan menempati bangunan bekas tempat tinggal GKR, Condrokirono isteri KPH. Danurejo VII patih terakhir kraton Yogyakarta. Wujud koleksi Museum Sono budoyo unit II dalem Cokrokiranan merupakan visualisasi etnographi Daerah Istimewa Yogyakarta. Museumj ini dilengkapai gedung pertemuan, mushola dan tempat parkir.

Informasi hubungi 0274 373617.


MUSEUM BIOLOGI

MUSEUM BIOLOGI

Museum yang dikelola Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada terletak di jalan sultan Agung no 22 Yogyakarta. Museum ini diresmikan pada tanggal 20september 1968 dan dibuka untuk umum mulai 1 januari 1970. Dengan jumlah koleksi yang mecapai 3.752 buah dalambentuk awetan kering, awetan basah kerangka dan fosil. Jenis koleksinya berupa koleksi binatang dan tumbuhan serta fosil. Koleksi ini bersasal dari dalam dan luar negri dan merupakan sumbangan dari berbagai pihak.

Informasi hubungi 0274 384113


By ; Rakhmad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar